Adik saya yang baru berumur 2 tahun senang sekali
bermain dengan mainan dinosaurusnya. Setiap kali bermain, dinosaurus-dinosaurus
kecil itu dia bariskan sambung menyambung seperti gerbong kereta api. Sambil
membereskan barisannya, dia hitung satu per satu dinosaurus itu.
2,4,5,6,7,8,9,10. Sambil menghampirinya, saya tanya dia: ”Ada berapa
dinosaurusnya?”. Dia menjawab: “4”. Mungkin empat adalah bilangan kesukaannya,
sebab setiap kali ditanya jika pertanyaanya berapa, pasti jawabannya empat :).
Jika minta sesuatu pun, pasti maunya diberi empat :).
Ilustrasi
di atas menggambarkan bahwa kenyataannya matematika itu dekat sekali dengan
kita. Hampir bisa dipastikan, bahwa matematika ada di hampir setiap kegiatan
kita, baik disadari atau pun tidak.
Pada
Faktanya, matematika kita pakai dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam
kegiatan perdagangan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Demikian
pentingnya, matematika juga dijuluki sebagai Queen of Sciences, ratunya para ilmu, sekaligus
juga pelayannya. Dalam ilmu-ilmu sains khususnya, betapa matematika itu
memiliki peranan yang cukup penting.
Dengan
belajar matematika, kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis
dalam memecahkan permasalahan. Selain itu, kejujuran, ketekunan dan keuletan
kita juga akan terlatih dengan matematika.
Menyadari
betapa perlu dan dekatnya matematika dengan kehidupan kita sehari-hari, sudah
barang tentu mempelajarinya pun adalah penting.
Pentingnya
matematika, setidaknya dapat kita lihat dalam kurikulum matematika di sekolah
mendapat porsi jam lebih banyak di bandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Mulai jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi,
pelajaran matematika itu ada dan dipelajari, baik secara global maupun spesifik.
Bahkan pada jenjang prasekolah pun, matematika sudah mulai diperkenalkan.
Setelah
kita menyadari pentingnya matematika, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita
menyukai matematika itu, sehingga kita tidak takut apalagi benci terhadap
pelajaran matematika.
Mungkin
ada beberapa alasan kenapa matematika menjadi pelajaran yang paling tidak
disukai, kalau tidak menjadikan matematika adalah pelajaran yang dibencinya.
Alasan yang pertama adalah karena matematika itu adalah ilmu yang abstrak,
susah dipahami karena tidak real. Selain itu, faktor guru yang tidak
menyenangkan sering kali juga dijadikan kenapa siswa tidak menyukai matematika.
Matematika
adalah ilmu abstrak, karena memang begitu adanya. Hampir bisa dipastikan bahwa
konsep-konsep matematika adalah konsep yang abstrak. Akan tetapi, perlu pula
diingat bahwa dalam tahapan-tahapan tertentu, setiap manusia juga mampu
memahami sesuatu yang abstrak, walau pun tentunya sesuai dengan tingkat
kecerdasannya masing-masing. Ada yang begitu cepat menangkap, tetapi ada pula
yang sangat lamban menangkapnya.
Sementara
untuk alasan kedua, adalah faktor guru pengajar. Mungkin saja,
gurunya kurang pintar, tidak berwibawa, kurang wawasan, tidak menyenangkan,
sifatnya buruk, atau hal-hal buruk lainnya. Menanggapi hal itu, ingatlah,
“Guru juga manusia!” Seandainya tidak puas dengan guru di dalam kelas,
bertanyalah kepada guru lain di luar kelas atau di luar sekolah kita. Dan ingat
lagi: “Guru juga manusia!!” Atau bisa pula belajar dari sumber lain di
dunia maya. Pada blog ini misalnya, sambil tetap mengingat: “Guru juga
manusia!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar